Senin, 20 September 2010

SIMPUS - PERANCANGAN SISTEM BARU - PERANCANGAN MODEL

1.      Perancangan Model

Pengembangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan Puskesmas dibuat untuk memberikan kemudahan kepada pengguna di Puskesmas dalam hal pengumpulan, proses, pembuatan laporan serta analisis. Untuk menggambarkan aliran data dari sistem yang akan dibuat serta agar bisa menjelaskan kepada pengguna (User) mengenai fungsi-fungsi sistem informasi secara logika akan bekerja perlu disusun suatu model logika (Logical Model). Logikal model tersebut dapat digambar dengan menggunakan diagram arus data (DAD), setelah sebelumnya digambarkan diagram konteksnya.

Gambar  1 : Diagram Konteks SP3

Penggambaran lebih terperinci tentang diagram konteks tersebut dapat dilihat pada DAD level 0, level 1 dan level 2 pada gambar-gambar berikut ini :




Gambar  3 : DAD Input Data Dasar
Gambar  4 : DAD Input Data Penyakit

Gambar  5 : DAD Input Data Gizi/KIA
Gambar  6 : DAD Input Data P2M
Gambar  7 : DAD Input Data LB4

Gambar  8 : DAD Pembuatan Tabel Data Dasar
Gambar  9 : DAD Pembuatan Tabel Data Penyakit

Gambar  10 : DAD Pembuatan Tabel Data Gizi/KIA
Gambar  11 : DAD Pembuatan Tabel Data P2M
Gambar  12 : DAD Pembuatan Tabel Data Kegiatan Puskesmas

SIMPUS - PENDAHULUAN

Puskesmas merupakan suatu organisasi kesehatan fungsional yang memberikan pelayanan secara menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Tugas pokok dan fungsi Puskesmas adalah menyelenggarakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak, Pemberantasan Penyakit Menular, Hygiene Sanitasi, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Keluarga Berencana, Gizi, Pengobatan, Usaha Kesehatan Sekolah, Kesehatan Gigi/Mulut, Kesehatan Jiwa, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Olah Raga, Kesehatan Remaja, Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) dan Pengobatan Tradisional.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas adalah pencatatan dan pelaporan yang harus dibuat oleh Puskesmas dan direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dalam waktu tertentu (bulanan dan tahunan) serta merupakan gabungan berbagai macam kegiatan upaya pelayanan kesehatan Puskesmas, sehingga dapat dihindarkan adanya pencatatan maupun pelaporan lain yang akan memperberat beban kerja petugas Puskesmas serta dapat digunakan untuk kepentingan internal puskesmas dan instansi terkait diatasnya guna menunjang manajemen program kesehatan masyarakat[1])
Sebagai bagian dari sistem informasi kesehatan, Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan pencatatan dan pelaporan yang dibuat oleh Puskesmas secara berkala dan mencakup data ketenagaan, sarana dan hasil kegiatan pokok puskesmas di dalam maupun di luar gedung. Sebagai penanggungjawab, Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas pelaksanaan SP3 dan memberikan bimbingan kepada koordinator SP3 dan pelaksana program puskesmas. Sedangkan koordinator SP3 bertugas dari pengumpulan data dan informasi yang dihimpun dari pelaksana program sampai pelaporannya.
Pengembangan sistem informasi manajemen Puskesmas pada hakekatnya bertolak dari pemahaman bahwa pelaksanaan SP3 perlu ditingkatkan sehingga tidak hanya berorientasi pada pencatatan dan pelaporan saja. Namun  informasi yang dihasilkan oleh SP3 tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi peningkatan proses manajemen Puskesmas, perbaikan pelayanan kegiatan bulanan maupun rencana operasional tahunan Puskesmas dan sebagai dasar penggerakkan pelaksanaan staf Puskesmas melalui lokakarya mini*).


[1]) --------------, 1988; Buku 1: Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas, Depkes RI, Jakarta

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

A.    SESI – 3 :    PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

1.      PENGANTAR

Tidak semua masalah kesehatan akan mampu diatasi oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk itu perlu dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan salah satu dari berbagai cara yang biasanya digunakan. Beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain :

a.         Metode CARL

Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1 – 5.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C            :    Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)
A            :    Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R            :    Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti keahlian/kemampuan dan motivasi
L            :    Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.
Contoh Tabel :
NO
MASALAH
C
A
R
L
NILAI
RANK
1
Masalah 1
3
2
1
2
12
5
2
Masalah 2
2
3
2
3
36
2
3
Masalah 3
3
1
3
1
9
7
4
Masalah 4
1
3
4
1
12
6
5
Masalah 5
1
2
3
4
24
3
6
Masalah 6
4
2
2
1
16
4
7
Masalah 7
5
3
1
3
45
1

b.        Metode PAHO - CENDES

Metode PAHO-CENDES dikembangkan oleh Pan American Health Organization – Center for Development Studies. Rumus metode tersebut adalah :

 Priority =
Magnitude x Importancy x Vulnerability
Cost

Magnitude (M)    :     besarnya masalah
Importancy (I)   :     pentingnya masalah
Vulnerability (V)  :     kerentanannya terhadap cara inervensi
Cost (C)            :     besarnya biaya.

Magnitude terdiri dari :
Severity (S)                    :     berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi).
Rate of Increase (RI)       :     berat ringannya hambatan jika masalah tersebut tidak segera ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin tinggi).
Public Concern (Pco)        :     banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin tinggi)
Political Climate (PC)        :     banyak sedikitnya perhatian politik terhadap masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin tinggi)
Social Benefit (SB)           :     banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak memberi manfaat sosial, nilai semakin tinggi)

Contoh Tabel :
NO
MASALAH
I
M
V
C
Nilai
S
RI
PCo
PCl
SB
1
Masalah 1
3
3
5
1
3
5
3
1
45
3
2
Masalah 2
3
3
1
3
1
1
5
1
11
2
2
Masalah 2
1
3
3
5
3
5
5
3
25
3

c.         Metode Sederhana

Metode sederhana menggunakan kriteria yang ditetapkan sendiri, menurut kepentingan pengguna. Nilai akhir bisa merupakan hasil perkalian antar kriteria ataupun hasil penjumlahan.
Contoh tabel :
NO
MASALAH
C
A
R
L
S
RI
NILAI
1
Masalah 1
3
2
1
2
2
1
11
2
Masalah 2
2
3
2
3
3
2
15
3
Masalah 3
3
1
3
1
1
3
12
4
Masalah 4
1
3
4
1
3
4
16

2.      METODE

a.      Penjelasan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan, waktu 10 menit
b.     Melakukan Tugas Kelompok, Waktu : 20 menit
c.      Menyajikan hasil kerja kelompok, waktu : 120 menit
d.      Rangkuman dan komentar, waktu : 10 menit

3.      LANGKAH-LANGKAH

a.      Menyusun daftar masalah ke dalam sebuah tabel.
b.     Menilai masing-masing masalah sesuai dengan kriteria CARL.
c.      Membuat rangking seluruh masalah sehingga diperoleh urutan masalah dari terbesar – terkecil.

4.      HASIL YANG DIHARAPKAN

a.      Diperoleh daftar prioritas masalah kesehatan yang didapatkan dari hasil perhitungan yang akurat.
b.     Diperoleh prioritas masalah kesehatan yang akan segera ditindaklanjuti guna pemecahan masalahnya.